Rabu, 22 Desember 2010

Apakah Sebuah Kebiasaan Bisa Menjadi Referensi Dalam Hidup KITA??

Beberapa hari yang lalu saya nonton film sang murabbi, walaupun filmnya sudah lama beredar di pasar perfilman Indonesia, tapi saya baru kemarin sempat nonton. Bukannya sok sibuk atau gimana, saya kira filmnya hanya biasa-biasa saja. Setelah saya tongkrongi dan saya maknai setiap ucapan dari film tersebut, ternyata ada beberapa hal yang membuat saya menjadi tertarik membahasnya di blog ini.

Kebiasaan, satahu saya kebiasaan itu adalah sesuatu yang sering atau kegiatan yang kita lakukan secara berulang-ulang dan layak di pandang orang dan bernilai positif. Pertanyaan dari saya bagimana kita melakukan sesuatu yang baru, tapi kebiasaan baru tersebut bukan jadi kebiasaan di lingkungan tempat kita bermukim. Mungkin orang-orang sekitar akan agak sinis kepada kita atau bahkan mereka akan mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bisa membuat kita sedikit emosi.

Sekarang kita mencoba bagaimana menyikapi ejekan orang, atau pernyataan yang menghina kita. Kita tidak perlu membalas semua itu, kita cuma butuh sebuah penalaran yang cukup dewasa, setelah itu kita bisa mengambil sikap dan langkah apa yang akan kita lakukan. Kita berkaca, apa saja yang telah kita lakukan selama ini, apakah memang aneh dan beda dengan kebiasaan masyarakat selama ini?

Langkah terakhir, kita mengajak orang terdekat kita berunding, bahkan orang-orang yang mengatakan kebiasaan kita aneh juga kita ajak berunding. Mari kita pecahkan masalah tersebut dengan cara bermusyawarah. Sejenak kita singkirkan pikiran emosi serta asumsi-asumsi negatif. Mari berpikir secara rasional, kalau memang tidak sesuai dengan kaidah dan ketetapan yang berlaku, maka kita bisa menyanggah dengan argument yang bisa menguatkan pendapat kita. Namun apabila kita salah duga, maka kita harus menerima secara lapang dada.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

tentu saja hidup kita itu berawal dari kebiasaan. kebiasaan yang baik dapat menghasilkan kehidupan yang baik juga toh.

Budi mengatakan...

betul, tapi apabila kebiasaan itu tidak sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah Rasul gimana?